Selasa, 23 Mei 2017

Makna Peribahasa Sunda di Tepas Lawang Salapan Dasakreta (DI NU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA AYEUNA SAMPEUREUN JAGA)



Pernah melihat ikon atau landmark baru Kota Bogor? Pasti sudah. Namanya Tepas Lawang Salapan Dasakreta. Bentuknya adalah 10 pilar besar berwarna putih yang membentuk 9 pintu (lawang). Di bagian atasnya terdapat sebuah tulisan yang merupakan peribahasa Sunda yang berbunyi
“DI NU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA AYEUNA SAMPEUREUN JAGA”.

 Bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia maka artinya adalah
  1. Segala hal di masa kini adalah pusaka di masa silam, dan ikhtiar hari ini adalah untuk masa depan
  2. apa yang kita nikmati hari ini adalah warisan pendahulu, dan apa yang kita nikmati sekarang akan diwarisi untuk generasi berkutnya
Sebuah peribahasa bijak yang diambil dari nenek moyang masyarakat Sunda di Bogor, yaitu kerajaan Pakuan Pajajaran dengan pemimpin agungnya Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.
Peribahasa Sunda ini mengingatkan kepada semua orang untuk menyadari bahwa apa yang dinikmati hari ini adalah buah perjuangan mereka di masa lalu, sekaligus mengingatkan agar kita juga menjaganya demi generasi mendatang.
Hal ini berkaitan dengan visi untuk menjadikan Kota Bogor sebagai sebuah Kota Pusaka
Itulah makna dari peribahasa Sunda di Tepas Lawang Salapan Dasakreta.
sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar