Big is beautiful. Besar itu indah. Entah siapa yang menciptakan pepatah itu. Hanya sepertinya belakangan ini para juragan angkot Bogor rupanya terinspirasi oleh pepatah itu.
Buktinya, sepertinya semakin lama semakin banyak angkot bongsor alias berukuran besar memasuki kota ini. Kebanyakan memang berwarna biru yang artinya berada di bawah kendali Kabupaten Bogor, tetapi karena banyak rute mereka yang masuk ke dalam kota, mau tidak mau kehadiran mereka terasa juga.Penampakan mereka seperti ini.
Berbeda dari kebanyakan angkot dalam kota yang didominasi oleh tipe Suzuki Carry (dari berbagai tipe), angkot-angkot bongsor ini seperti mengembalikan kehadiran Daihatsu sebagai salah satu merk yang dulu pernah ikut merasakan manisnya bisnis perangkotan di Bogor.
Tipenya kebanyakan adalah Granmax.
Bedanya sebenarnya tidak banyak, cuma di bagian penumpang ukurannya seperti membesar. Bila angkot dulu kabinnya ramping dan berkapasitas 6+4+1, 6 penumpang di sisi kanan, 4 di sisi kiri dekat pintu, plus 1 kursi tambahan di belakang supir, angkot ukuran besar versi baru ini mampu menampung sedikit lebih banyak.
Paling tidak 3-4 penumpang lebih banyak dibandingkan angkot normal. Alhasil bentuknya jadi lebih “gemuk” (dan tentunya makan tempat di jalanan)
Pastilah, para juragan angkot bukan terinspirasi oleh pepatah “besar itu indah”. Tidak ada kaitannya pasti.
Bisa jadi alasannya karena, mau tidak mau, mereka harus mau meremajakan angkot mereka kalau mau terus beroperasi. Tentunya, dengan perkembangan zaman, tipe-tipe angkot yang dulu ada sudah tidak lagi diproduksi. Jadilah mereka harus mengambil jenis-jenis yang ada.
Mengapa angkot bongsor yang dipilih pun bukan tanpa alasan. Jalur rute trayek angkot Kabupaten Bogor lebih panjang dan jauh daripada angkot dalam kota. Jadi, kalau penumpangnya hanya sedikit hasilnya malah tidak efisien dan pemasukan sedikit. Dengan memperbesar kapasitas, maka penghasilan diharapkan bisa meningkat.
Prinsip efisiensi sangat penting dalam hal ini. Apalagi jalanan Bogor itu macet, jadi trip yang dilakukan semakin berkurang. Dengan menambah jumlah tempat duduk, maka diharapkan pemasukan bisa tetap sama.
Sudah biasa dilakukan oleh angkot Kabupaten Bogor. Granmax yang banyak masuk ke dalam kota masih belum terlalu besar. Pada beberapa rute bahkan bisa ditemukan angkot berbentuk Toyota Kijang ala Mikrolet dan yang lebih bongsor lagi adalah angkot Bubulak – Cileungsi yang menggunakan Elf, persis seperti yang dipakai untuk rute Bogor – Cianjur.
Usaha untuk survive yang bagus.
Cuma, ya itu dia. Kebongsorannya itu kadang bikin repot juga. Angkot jenis baru ini lebih lebar dan juga lebih panjang. Kalau sudah jalan sih tidak masalah, tetapi kalau sedang ngetem itu yang bikin repot, apalagi di jalanan sempit seperti di Pasar Anyar.
Tapi, OK-lah. Bukan sebuah masalah besar. Toh mereka juga harus mencari makan dan bisa dimaklumi. Untungnya saya tidak terlalu sering nyetir ke pasar, jadi tidak terlalu terpengaruh oleh kebongsoran sang angkot jenis ini. Entah buat yang sering bertemu dengannya.
Semoga juga bukan sebuah masalah.
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar