Sudah pasti bakalan banyak yang tersengat. Survey Waze yang menempatkan Kota Bogor pada urutan kedua terburuk di dunia bisa dipastikan akan membuat banyak orang berkeringat walau di ruangan ber-AC sekalipun. Sebal dan bete pastinya. Apalagi posisinya melonjak 7 tingkat dari sebelumnya.
(Baca : Peringkat Kedua Terburuk Dunia Versi Waze, Akankah menjadi nomor satu?)
Pastilah para pejabat yang berwenang langsung mengajukan alasan dan penjelasan mengenai langkah mengatasi kemacetan di Kota Bogor.
Apa sih penyebabnya? Lalu seperti apa sih langkah yang akan diambil Pemda Kota Bogor untuk mengatasi kemacetan di Kota Hujan?
Penyebab kemacetan di Kota Bogor
Kalau menurut harian Radar Bogor, edisi Sabtu 17 September 2016, pemda menunjuk semrawutnya PKL dan angkot sebagai biang keladi utama. Meskipun demikian, ada beberapa hal lain yang juga turut berkontribusi.
Lengkapnya bisa dilihat di bawah ini (dikutip dari Radar Bogor)
- Pertumbuhan kendaraan yang tinggi 13% pertahun
- Pertumbuhan jalan yang rendah 0.1%
- Disiplin pengguna jalan yang rendah
- Pedagang Kaki Lima yang sering memakan badan jalan
- Parkir liar
- Petugas kurang
- Wisatawan yang banyak pada akhir pekan
Ada yang baru?
Tidak ada. Tidak perlu gelar Master atau Doktor bidang tata kota untuk bisa merumuskan hal ini. Tidak perlu juga memiliki jabatan di pemerintahan untuk bisa menemukan penyebab ini.
Sudah ribuan kali hal itu dilontarkan oleh banyak anggota masyarakat kota ini. Hal tersebut bisa ditemukan di perbincangkan dalam berbagai komunitas online di Facebook. Sudah pasti juga dijadikan bahan diskusi seru di warung kopi.
Penyebabnya sudah diketahui sejak bertahun-tahun yang lalu. Kali ini juga tidak ada penyebab baru, masih masalah yang sama.
Langkah Mengatasi Kemacetan Kota Bogor
Kalau sudah tahu penyebab, sudah pastilah bisa diambil langkah untuk memecahkan masalahnya. Oleh karena itu, Pemda Kota Bogor menyebutkan beberapa langkah yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan yang semakin memburuk ini.
Langkah-langkah itu adalah sebagai berikut :
- Menambah jumlah petugas di lapangan
- Mempercepat penyelesaian jalan R-3 yang mengarah ke Tajur/Ciawi
- Menertibkan PKL
- Membangun fly over di jalan RE Martadinata yang terkenal sebagai spot neraka
- Membangun fly over di Kebon Pedes
- Menata perparkiran
- Mempercepat re-routing angkot
- Mengembangkan jalur Trans Pakuan
Cukup menjanjikan. Banyak juga poinnya. Masalah selesai?
Jangan berharap dulu. Bukan saya pesimis, tetapi tidak ditemukan ada yang baru dari langkah-langkah yang diajukan. Tahun yang lalu intinya juga sama.
Contohnya pengembangan rute Trans Pakuan yang sebenarnya sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu, walau oleh pemimpin yang berbeda. Bahkan sejak awal Trans Pakuan memang direncanakan untuk menjadi angkutan publik pengganti angkot. Sampai hari ini, kenyataannya juga belum ada bahkan tanda-tanda ke arah sana.
Fly over RE Martadinata kalau tidak salah dikatakan akan mulai dikerjakan tahun 2016 dan sampai memasuki seperemlat terakhir tahun 2016, jangankan tanda pembangunan, pengumuman akan dijalankan juga tidak terdengar.
Penyebabnya sama, pemecahannya juga masih sama. “Pintar dan efisien” juga, tidak perlu melakukan survey atau penelitian lagi, toh penyebab masalahnya tetap sama, berarti jawaban yang sama bisa dipergunakan lagi. (Sedang coba memakai gaya euphimisme untuk memperhalus bahasa).
Jadi, penyebab sudah diketahui, kemudian langkah mengatasi kemacetan Kota Bogor sudah ditemukan dan disusun, berarti tinggal melakukan TINDAKAN untuk merealisasikannya. Bukan begitu, kawan?
Oh, ternyata saya salah. Sebelum melakukan tindakan ada satu tahap lagi yang harus dilalui. Tahap itu adalah tahap WACANA.
Entahlah, mungkin memang berbeda antara birokrat dengan masyarakat. Kalau masyarakat inginnya setelah rencana adalah realisasi tetapi bagi birokrat harus di-WACANA-kan dulu.
Tahap wacana ini ternyata sangat penting hingga membutuhkan waktu yang sangat lama hingga bertahun-tahun. Buktinya beberapa langkah mengatasi kemacetan Kota Bogor sebenarnya sudah terdengar beberapa tahun yang lalu dan sampai saat ini belum juga terealisasi.
Jadi bingung, berapa lama sih seharusnya tahap wacana? Kalau menurut Anda berapa lama seharusnya tahap wacana? Bisa tinggalkan pendapat Anda di kolom komentar?
Kalau bisa berikan juga prediksi Anda, apakah langkah-langkah mengatasi kemacetan kota Bogor seperti yang disebutkan di atas akan terealisasi?
sumber
sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar